Jumat, 02 Desember 2011

PENGARUH GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

PENGARUH GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

“BAHARIA K SIRAT”


Abstrak: Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan perkembangan IPTEK.Aliran Klasik Dan Gerakan Baru Dalam Pendidikan Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran empirisme, nativisme, naturalism dan konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini dan mungkin yang akan datang,tujuan penulisan artikel ini adalah secara pribadi dapat mengetahui tentang pengaruh gerakan terhadap penyelenggaraan pendidikan di indonesia.metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kajian pustaka dengan cara mencari informasi terkait melalui sember-sumber di internet.kesimpulan yang diperoleh dari penulisan artikel ini adalah Pendidikan dengan berbagai model dan corak metode aliranya harus berupaya membangun pendidikan yang relevan dan bermutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, menyelenggarakan pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, pendidikan yang demokratis dan profesional, berusaha mengurangi peran pemerintah dalam implementasi pendidikan dan merampingkan birokrasi pendidikan sehingga lebih fleksibel dalam pelaksanaan pendidikan

Kata kunci : Pendidikan,sistem

A.     PENDAHULUAN
Kondisi perkembangan abad terkini menghendaki adanyanya suatu sistim pendidikan yang kompreshensif dan representative. Karena perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengetahuan, kecerdasan,ketrampilan dan kemampuan berkomunikasi.
Telah beredar pemahaman di kalangan masyarakat tentang adanya dualisme pendidikan, yaitu lembaga pendidikan yang disebut sekolah umum dan lembaga pendidikan yang disebut madrasah atau perguruan agama. Meskipun dikotomi menjadikan pendidikan islam terbelah tetapi bagaimanapun konsep filosofis pendidikan islam, adalah berpangkal tolak pada hablun min Alloh dan hablun minannas juga hablun min al alam hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak mengunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan meningkatkan kualitasnya,sekalipun dalam masyarakat yang masih terbelakang.
Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia yang sekaligus membedakan manusia dengan hewan. Hewan juga ”belajar”, tetapi lebih ditentukan oleh instink, sedangkan bagi manusia, belajar berarti rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Oleh karena itu berbagai pandangan yang menyatakan bahwa pendidikan itu merupakan proses budaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Apabila demikian, maka pendidikan memegang peranan exixtensi dan perkembangan manusia, karena pendidikan merupakan usaha melestarikan dan mengalihkan serta menstransformasikan nilai nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus, untuk mengangkat harkat dan martabat manusia.
Mengingat pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, Negara, maupun pemerintah, maka pendidikan harus selalu di tumbuh kembangkan secara sistematis oleh para pengambil kebijasanaan yang berwenang di republik ini. Berangkat dari kerangka ini, maka upaya pendidikan disuatu bangsa selalu memiliki hubungan yang siknifikan dengan rekayasa bangsa tersebut di masa datang, sebab pendidikan selalu dihadapkan pada perubahan baik perubahan zaman maupun perubahan masyarakat. Oleh karena itu, mau tidak mau pendidikan harus didesain mengikuti irama perubahan tersebut, kalau tidak pendidikan akan ketinggalan zaman.

B.     METODE

Dalam pembuatan artikel ini saya ,menggunakan metode kajian pustaka dengan cara mencari informasi terkait melalui sember-sumber di internet.

C.     HASIL DAN PEMBAHASAN
    
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan perkembangan IPTEK.Aliran Klasik Dan Gerakan Baru Dalam Pendidikan Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran empirisme, nativisme, naturalism dan konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini dan mungkin yang akan datang. Aliran-aliran itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang paling pesimis sampai dengan yang paling optimis. Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki anak. Sedang sebaliknya, aliran yang sangat optimis memandang anak seakan-akan tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati. Banyak pemikiran yang berada di antara kedua kutub tersebut, yang dapat dipandang sebagai variasi gagasan dan pemikiran dalam pendidikan.Aliran-aliran klasik dalam pendidikan dan pengaruhnya terhadap pemikiran pendidikan di Indonesia Manusia merupakan makhluk yang misterius, yang mampu menjelajah angkasa luar, tetapi angkasa dalam nya masih belum cukup terungkap; minimal para pakar dari ilmu-ilmu perilaku cenderung berbeda pendapat tentang berbagai hal mengenai perilaku manusia itu. Dalam paparan tentang landasan psikologi telah dikemukakan perbedaan, bahkan pertentangan psiko-edukatif, utamanya teori kepribadian. Sehubunga dengan kajian tentang aliran-aliran pendidikan, perbedaan pandangan itu berpangkal pada perbedaan pandangan tentang perkembangan manusia itu. Terdapat perbedaan penekanan di dalam sesuatu teori kepribadian tertentu tentang faktor manakah yang paling berpengaruh dalam perkembangan kepribadian.Perbedaan pandangan tentang faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut di atas yang menjadi dasar perbedaan pandangan tentang peran pendidikan terhadap manusia, mulai dari yang paling pesimis sampai yang paling optimis itu. Aliran-aliran itu pada umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja, dan dengan demikian, mengajukan gagasan untuk mengoptimalisasikan faktor tersebut untuk mengembangkan manusia.

Aliran empirisme

Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1632-1704) yang mengembangkan teori Tabula rasa anak lahir di dunia bagaikan meja lilin atau kertas putih yang bersih. Pengalaman empiric yang dipoerleh dari lingkungan yang berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme (biasa pula disebut environtalisme) pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidikan dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu dapat membentuk perilaku yang sesuai dengan tujuan pendidikan

Aliran nativisme

Aliran nativisme bertolak dari Leibnitrian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak, karena hasil pendidikan tergantung pada pembawaan. Schoompnheaur (filsuf Jerman 1788-1860) berpendpat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawah sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak akan menjadi jahat, dan yang baik akan menjadi baik. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak sendiri. Istilah nativisme dari asal kata natives yang artinya adalah terlahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya, kalau anak mempunyai pembawaan baik maka dia akan baik. Pembawaan buruk dan baik ini tidak dapat diubah kekuatan dari luar

Aliran naturalism

Pandangan yang ada persamaan dengan nativisme adalah aliran naturalism yang dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau (1712-1778). Berbeda dengan Schopenhauer, Rosseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik, dan tidak satupun dengan pembawaan buruk. Namun pembawaan baik itu akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rosseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawan anak yang baik itu. Aliran ini juga disebut negativism, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dan diserahkan saja pada alam. Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksankan adalah menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itutidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan itu. J.J. Rausseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaanya, kemampuannya, dan kecenderungannya. Pendidikan harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat berbuat-buat dan dapat membawa anak kembali kea lam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti diketahui, gagasan naturalism yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini malahan terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin diperlukan.

Aliran konvergensi

William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa ldama proses perkembangan anak, baik faktor pembawan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lanir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk pengembangan itu. Sebagai contoh pada hakikatnya kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi. Pada anak manusia ada pembawana untuk berbicara dan melalui situasi lingkungannya anak belajar berbicaradalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya. Karena itu teori W. Stern disebut teori konvergensi artinya memusatkan kesatu titik. Jadi menurut teori konvergensi:
1) Pendidikan mungkin dilaksanakan
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang buruk.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan peraktek pendidikan di
Indonesia
Meskipun dalam hal-hal tertentu sangat diutamakan bakat dan potensi lainnya dari anak, namun upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan itu diusahakan pula secara optimal. Dengan kata lain, meskipun peranan pandangan empirisme dan nativisme tidak sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan itu dilakukan dengan pendekatan eksistis fungsional yakni diterima sesuai dengan kebutuhan, namun di tempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi seperti telah dikemukakan, tumbuh-kembang, manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni hereditas, dan anugerah. Faktor terakhir itu merupakan pencerminan pengakuan atas adanya kekuasaan yang ikut menentukan nasib manusia (Sulo lipu la sulo, 1981: 30-46).Gerakan baru dalam pendidikan dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntun pengangan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan anak harus bersifat subjektif dan objektif. Dari penelitian secara tekun, Declory menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal yang khas dari Declory, yaitu:

Metode global (keseluruhan)

Dari hasil yang didapat dari observasi dan tes, dapatlah ia menetapkan, bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara global (keseluruhan). Keseluruhan lebih dulu daripada bagian-bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestlat. Dalam mengajarkan membaca dan menulis, ternyata dengan mengajarkan kalimat lebih mudah diajarkan daripada huruf-huruf secara tersendiri. Metode ini bersifat ideo visual sebab arti sesuatu kata ini yang diajarkan itu selalu diasosiasikan dengan tanda tulisan atau suatu gambar yang dapat dilihat.

Centre d’internet (pusat minat)

Dari penyelidikan psikologik, ia menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak, yaitu misalnya minat yang ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya. Anak mempunyai pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan terhadap masyarakat (bio sosial). Minat terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi; a) dorongan mempertahankan diri, b) dorongan mencari makan dan minum dan c) dorongan memelihara diri. Sedangkan minat terhadap masyarakat ialah a) doorngan sibuk (bermain-main), b) doorngan meniru orang lain.Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan pendidikan yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat tersebut.
Gerakan pengajaran pusat perhatian tersebut telah mendorong berbagai upaya agar kegiatan belajar mengajar berbgai upaya gar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi (cara mengajar dll) agr perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran. Ajaran selanjutnya atau mata pelajaran yang lain harus dipusatkan atas mata pelajaran sebelumnya.Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidu senyatanya. Kesemua jurusan agar murid faham akan hubungan antara bermacam-macam lapangan dalam hidupnya (pengajaran alam sekitar).Pokok-pokok pendapat pengajaran alam sekitar tersebut telah banyak dilakukan di sekolah, baik dengan peragaan, penggunan bahan local dalam pengajaran dan lain-lain. Seperti telah dikemukakan bahwa beberapa tahun terakhir ini telah ditetapkan adanya muatan local dalam kurikulum, termasuk penggunaan alam sekitar. Dengan muatan local tersebut diharapkan anak-anak makin dekat dengan alam dan masyarakat lingkungannya. Di samping alam sekitar sebagai isi bahan ajaran, alam sekitar juga menjadi kajian empiric melalui percobaan, studi banding, dan sebagainya. Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar, anak lebih menghargai, mencintai dan melestarikan lingkungannya.

Pengajaran Pusat Perhatian

Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Davids Declory (1871-1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat (center dinternet), disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Declory berdasar pada semboyan ecois pour ia vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan. Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri (tentang hasrat dan cita-citanya) dan pengetahuan tentang dunianya (lingkungannya, terdapat hidup di hari depannya).



Pengajaran alam sekitar

Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar.

Sekolah kerja

Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J A Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa dan tangan (kterampilan, kerja tangan). J. H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukangan di sekolahnya. Perlu dikemukakan bahwa sekolah kerja bertolak dari pandangan individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat. Dengan kata lain, sekolah berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik yakni 1) tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapanga jabatan; 2) tiap orang wajib menymbangkan tenaganya untuk kepentingan negara, dan 3) dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah telah diusahakan kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut membantu mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan negara.

Pengajaran Proyek

Dasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewy, namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikutnya,utamanya W. H. Kilpatrick. Dewey menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat (become a microcosm of society); oleh karena itu, pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukanya penyiapan untuk kehidupan di masa depan (education is process of living and not a preparation for future living). Ulich 1950;318). Proyek itulah yang menyebabkan mata pelajaran-pelajaran itu tidak terpisah-pisah antara yang satu dengan yang lain. Pengajaran berkisar di sekitar pusat-pusat minat sewajarnya


Pengaruh gerakan baru dalam pendidikan terhadap penyelengaraan pendidikan di Indonesia

Telah dikemukakan bahwa gerakan baru dalam pendidikan tersebut terutama berkaitan dengan kegiatan berlajar mengajar di sekolah; namun dasar-dasar pikirannya tentulah menjangkau semua segi dari pendidikan, baik aspek konseptual maupun operasional.

Perlu ditekankan lagi bahwa tentang pemikiran-pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang seluk beluk pendidikan serta memupuk wawasan historis dari setiap tenaga kependidikan.

D.     PENDAPAT PENULIS

Menurut saya gerakan dalam hal ini terhadap pendidikan sangatlah penting sebagai metode/cara belajar terhadap peserta didik,hal ini dapat membantu peserta didik untuk mampu  mengembaangkan minat belajar dari metode tersebut.

E.     PENUTUP
a.      Kesimpulan
Pendidikan dengan berbagai model dan corak metode aliranya harus berupaya membangun pendidikan yang relevan dan bermutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, menyelenggarakan pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, pendidikan yang demokratis dan profesional, berusaha mengurangi peran pemerintah dalam implementasi pendidikan dan merampingkan birokrasi pendidikan sehingga lebih fleksibel dalam pelaksanaan pendidikan.Konsep pendidikan senantiasa terus berkembang dan menghendaki pembaruan yang disesuaikan dengan irama perkembangan dan kemajuan peradapan serta persoalan-persoalan yang dihadapai umat manusia.



b.      saran

Dengan segala keterbatasan kekurangan saya sendiri,demikianlah artikel ini kami buat. Kesempurnaan hanyalah ada pada Allah SWT, oleh karena itu sudah pasti artikel ini memerlukan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang budiman demi lebih baiknya artikel setelah ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, F (2000?), Pendidikan dan Pembudayaan, Kumpulan masalah pendidikan di Indonesia.
Ikeda, D. (1994), John Dewey and Tsunesaburo Makiguchi: Confluences of Thought and Action.
Lebang, J.B., 2003, Londe-londena Toraya, Penerbit Sulo, Rantepao, Tana Toraja.
Suriamihardja, D.A. 2005, “Compromise Management” in the Jeneberang Delta and          Losari Bay, Makassar, From Sky to Sea: Environment and Development in       Sulawesi, Edited by Susan Wismer, Tim Babcock, and Baharuddin Nurkin,             Department of Geography, Publication Series Number 61, University of            Waterloo, pp. 483--504.
Suriamihardja, D.A. 2006, Re-promoting Weakening Local Values to manage Spermonde   Marine Resources: An insight from co-existence to co-evolution, International          Symposium: Crossing Disciplinary Boundaries and Re-visioning Area Studies: Perspective from Asia and Africa, from 9th to 13th November 2006, Kyoto,     Japan.
Suriamihardja, D.A. 2006, Reaping Wisdom from Teaching of Aluk Todolo for         Environmental Management, International Symposium: Crossing Disciplinary Boundaries and Re-visioning Area Studies: Perspective from Asia and Africa, from 9th to 13th November 2006, Kyoto, Japan.
Suriamihardja, D.A. 2007, Law of Thermodynamics in Interaction of Economy and             Ecology, Conference of BKPSL, 6-8 August 2007, Manado.
Suriamihardja, D.A. (2010), Sustainable Tourism: the Case in South Sulawesi, HAKU         Conference on the Earth and Space Sciences, 7--8 January, Bandung, Indonesia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar